KEMISKINAN

PENGERTIAN KEMISKINAN

Secara etimologis kemiskinan berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. Namun pengertian secara ekonomi adalah kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. Sumber daya dalam konteks ekonomi tidak hanya menyangkut aspek finansial tetapi meliputi semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas.

Menurut Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, medefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi ebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos, 2002).

PENGERTIAN GARIS KEMISKINAN

Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih tinggi di negara maju daripada di negara berkembang. Garis kemiskinan ini merupakan batas pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal kalori yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas, ditambah dengan kebutuhan non makanan (perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, transpor dan kebutuhan pokok lainnya). Karena data pendapatan tidak tersedia, maka dipakai pendekatan data konsumsi (pengeluaran).
Termasuk pengeluaran adalah perkiraan nilai barang dan jasa yang dikonsumsi berasal dari hasil produksi sendiri dan pemberian dari pihak lain.
Manfaat
Setiap individu membutuhkan kalori untuk dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari (Indonesia menetapkan batas minimum 2100 kkal per kapita per hari), fasilitas rumah, pakaian, pendidikan, kesehatan, transportasi dan kebutuhan pokok lainnya. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pemerintah dan masyarakat mengangkat kaum miskin agar hidup layak.

 

 

 

 

PENYEBAB KEMISKINAN DAN DAMPAK KEMISKINAN DI INDONESIA

ada beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan,diantaranya adalah :

  1. Pengangguran

Masalah lain yang dihadapi negara berkembang dalam pembangunan ekonomi adalah masalah keterbatasan lapangan  pekerjaan. Negara berkembang memiliki pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Masalah pengangguran timbul karena ada ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan jumlah lapangan  pekerjaan yang tersedia. Hal ini biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami masa transisi perubahan struktur ekonomi dari negara agraris menjadi negara industry.

  1. Kekurangan Modal

Kekurangan modal adalah satu cirri setiap negara yang sedang mengalami proses pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat percepatan pembangunan, tetapi juga menyebabkan kesukaran negara tersebut keluar dari kemiskinan. Perkembangan zaman dan modernisasi perekonomian memerlukan modal yang besar. Negara berkembang mengalami kesulitan yang sama, yaitu kekurangan modal. Hal ini disebabkan tingkat tabungan dan tingkat pembentukan modal yang rendah.

  1. Ketidakmerataan Hasil Pembangunan

Masalah lain yang dihadapi negara berkembang adalah melaksanakan pembangunan ekonomi adalah masalah pemerataan  pendapatan. Contohnya di Indonesia, perekonomian terkonsentrasi di kota-kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hak penguasaan sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih 200 konglomerat. Hal ini disebabkan sistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara sehingga potensi daerah kurang diperhatikan.

  1. Rendahnya Tingkat Sumber Daya Manusia

Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.

  1. Kebijakan Pemerintah yang Tidak Berpihak Pada Kaum Miskin

Dalam suatu negara, peran pemerintah sangat menentukan, baik dalam membuat masyarakat menjadi miskin, maupun keluar dari kemiskinan. Kebijakan yang kurang tepat dan ketidakpberpihakan terhadap masyarakat miskin akan menciptakan kemiskinan yang lebih banyak dan lebih dalam. Sebagai contoh, ijin yang diberikan pemerintah kepada  pengusaha untuk membuka perkebunan besar, terkadang menimbulkan kemiskinan. Hutan yang dibabat dan dijadikan kebun sawit, dapat membuat keringnya sungai dan irigasi. Akibatnya sawah dan kolam telah kering, masyarakat tidak dapat lagi menanam padi. Akhirnya mereka terpaksa menjadi buruh harian kebun (bila diterima) yang sesungguhnya mereka tidak punya keahlian dibidang itu. Mereka tidak dapat lagi menyekolahkan anaknya dan akhirnya terperangkap dalam kemiskinan. Kebijakan pemerintah membolehkan supermarket dan pasar modern masuk hingga ke tingkat kecamatan juga akan berdampak terhadap pasar tradisional yang sebagian besar dikelola oleh masyarakat kelas bawah. Kebijakan yang berpihak pada pasar bebas dan kurang  peduli dengan kesiapan para petaninya sendiri tentu akan berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat dan akhirnya berujung pada kemiskinan. Harga barang kebutuhanpokok yang berfluktuasi bahkan cenderung naik, besarnya biaya pendidikan dan kesehatan, distribusi pendapatan yang tidak merata, pembangunan yang timpang dan hanya berpusat di  pulau jawa dan kota serta banyak kebijakan lainnya yang kurang berpihak, akan dapat menambah rentannya kondisi masyarakat.

Dan berikut dampak yang terjadi akibat kemiskinan di Indonesia, yaitu :

  1. Rendahnya Tingkat Pendidikan

Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.

  1. Pengangguran

pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung  pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misalnya saja harga beras yang semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli beras, maka mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.

  1. Kriminalitas

Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja  perampokan, penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih  banyak lagi contoh kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan. Mereka melakukan itu semua karena kondisi yang sulit mencari penghasilan untuk keberlangsungan hidup dan lupa akan nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Di era global dan materialisme seperti sekarang ini tak heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.

  1. Buruknya Kesehatan Masyarakat

kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya  pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi  buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.

  1. Buruknya Generasi Penerus

Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada  perkembangan mental, fisik dan cara  berfikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang  panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.

III. Untuk Mengatasi Kemiskinan di Indonesia

  1. Menekan Pertumbuhan Penduduk

Dalam hal ini yang dilakukan dengan menerapkan program KB (keluarga berencana). dapat mempengaruhi bertambahnya pengangguran dikarenakan jumlah penduduk bertambah namun tidak diimbangi oleh kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan maka dapat mempengaruhi bertambahnya pengangguran.

  1. Menciptakan lapangan kerja

Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia. Selain itu untuk mengatasi masalah pengangguran, pemerintahan melakukan pelatihan kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia.

  1. Meningkatkan Pendidikan

program pendidikan yang dicanangkan pemerintah yaitu wajib  belajar 12 tahun, serta digratiskannya biaya sekolah untuk jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama berpengaruh terhadap presentase penduduk buta huruf. Meningkatkan saran dan prasarana pendidikan. Serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan.

  1. Pemerataan Pendapatan

Pemerataan pendapatan dapat dilakukan dengan cara pemerataan pembangunan di daerah-daerah agar tidak terfokus di kota-kota besar saja melalui otonomi daerah. Otonomi daerah dapat mengurangi kesenjangan pembangunan di pusat dan daerah. Setiap daerah dapat mengembangkan potensi yang dimiliki daerahnya masing-masing.

  1. Menjaga Stabilitas Harga Bahan Kebutuhan Pokok

Dalam hal ini bertujuan untuk menjamin daya beli masyarakat miskin atau keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan  pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama lainnya.

  1. Menjaga Kestabilan Politik Dan Keamanan Negara

Stabilisasi perekonomian dari suatu negara sangat jelas dipengaruhi oleh faktor politik dan keamanan, yang juga sangat penting ketimbang variabel ekonomi makro lainnya. Dalam hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi disuatu Negara. Pengaruhnya antara lain menurunkan pertumbuha ekonomi, menigkatkan pengangguran,tak terkendalinya inflasi. Selain itu akan berpengaruh juga pada sector investasi , pariwisata, dll.

  1. Meningkatkan Pelayanan Sosial

Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pelayanan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang miskin.

  1. Menghapuskan Korupsi

Sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya.

 

 

http://imanarsyad.blogspot.com/2012/03/pengertian-kemiskian-dampak-akibat-dan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

https://oceannaz.wordpress.com/2010/07/29/kemiskinan-pengertian-dimensi-indikator-dan-karakteristiknya/

http://www.academia.edu/8028964/Makalah_Kemiskinan

http://www.academia.edu/8819292/FAKTOR_KEMISKINAN_DAN_UPAYA_PENANGGULANGAN_PEMERINTAH_INDONESIA_MAKALAH_Diajukan_Untuk_Memenuhi_Tugas_Mata_Kuliah_Perekonomian_Indonesia_Dosen_Pembimbing

http://www.academia.edu/8678383/kemiskinan_indonesia_dan_penyelesaiannya

 

 

Pos ini dipublikasikan di Tak Berkategori. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar